Minggu, 27 April 2014

Kerjasama Indonesia dengan Negara Lain

Annesa Fadhila (XI IPS 1)

Indonesia – Britania Raya (Inggris)
Hubungan Britania Raya dengan Indonesia telah mempertahankan hubungan yang kuat sejak hubungan formal yang didirikan pada tahun 1949. Indonesia memiliki kedutaan besar di London, Britania Raya juga memiliki kedutaan besar di Jakarta.

Indonesia Inggris memiliki hubungan kerjasama di bidang :
  • Bidang Pendidikan
Misalnya melalui pertukaran pelajar. Beberapa mahasiswa dari Indonesia diberikan beasiswa oleh pemerintah untuk mendapatkan pendidikan di negara Inggris.
  • Bidang Ekonomi
Inggris pun membutuhkan negara Indonesia, terutama dalam hal migas. Indonesia melakukan ekspor migas ke Inggris dan sebaliknya Inggris juga melakukan ekspor bahan pangan seperti gandum.
  • Olahraga
Indonesia Inggris juga melakukan kerjasama di bidang olahraga. Misalnya saja badminton. Indonesia rutin mengikuti berbagai kompetisi yang diadakan di Inggris, salah satunya yakni Turnamen All England.

Kedutaan Inggris di Indonesia
Gedung Deutsche Bank lt 19
Jl. Iman Bonjol No. 80

Kedutaan Indonesia di Inggris
38 Grosvenor Square
London W1K 2HW, Britania Raya

Indonesia – Australia
Indonesia adalah tetangga Australia yang terdekat. Hubungan antara kedua negara ini mempunyai sejarah yang panjang. Indonesia dan Australia tidak terlepas dari konflik. Ketika terjadinya konfrontasi antara Indonesia dan Malaysia, Australia turut campur dengan berpihak kepada Malaysia. Militer Australia yang ketika itu mendukung Malaysia, terlibat pertempuran dengan militer Indonesia di Borneo (Kalimantan).

Indonesia Australia memiliki hubungan kerjasama di bidang :
  • Bidang pendidikan
Banyak pelajar dari Indonesia yang belajar di universitas yang ada di Australia. Selain itu, pemerintah Australia juga membantu pemerintah Indonesia di dalam memajukan pendidikan di Indonesia.
Bidang kesehatan
Australia berkomitmen untuk membantu pemerintah Indonesia dalam bidang kesehatan. Australia membantu memperkuat kapasitas Indonesia dalam menangani kasus HIV/AIDS melalui program kemitraan senilai 100 juta dolar Australia atau sekitar Rp800 miliar. Selain itu, saat ini juga telah terjalin kemitraan antara Australia dan Indonesia di dalam penanggulangan penyakit mata di Indonesia, khususnyaBali. Hal ini ditunjukkan dengan itikad baik kedua negara membangun Pusat Mata Australia-Bali, di Denpasar, Bali. Pusat Mata itu sendiri telah diresmikan pada 27 Juli 2007 oleh pemimpin kedua negara.
  • Bidang ekonomi
Perdagangan dan perniagaan antara Australia dan Indonesia semakin tumbuh. Perdagangan dua-arah telah meningkat menjadi 25,2% selama tahun 2000-2002. Lebih dari 400 perusahaan Australia sedang melakukan perniagaan di Indonesia, mulai dari usaha pertambangan sampai telekomunikasi. Perusahaan-perusahaan ini bekerja sebagai mitra dagang dengan perusahaan dan pemerintah Indonesia.
Bidang pariwisata
Sejak awal 1970-an Indonesia telah menjadi tujuan utama wisata bagi orang Australia. Australia telah menjadi sumber wisatawan yang penting bagi Indonesia. Bali merupakan provinsi yang paling dikenal.

Kedutaan Australia di Indonesia
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C15-16, Kuningan, Jakarta Selatan 12940

Kedutaan Indonesia di Australia
8 Darwin Avenue, Yarralumla A.C.T. 2600
Canberra, Australia

Indonesia – Jerman
Antara orang Jerman dan Indonesia terjalin sejarah yang panjang, sudah dimulai sejak abad ke-16 ketika para pedagang Jerman yang menumpang kapal-kapal Belanda maupun Portugis mendatangi wilayah yang dahulu dikenal dengan sebutan Hindia Timur. Hubungan ekonomi antara Indonesia dan Jerman memiliki tradisi yang baik, cukup lama dan intensif. Jerman memiliki hubungan yang lebih tua dan lebih dalam ke Indonesia daripada ke negara-negara lainnya di Asia Timur atau Tenggara. Sejak abad ke 16 telah banyak saudagar, ilmuwan, dokter, misionaris, tentara dan pegawai dari Jerman yang tinggal di Indonesia. Kehadiran perekonomian Jerman di Indonesia sudah dimuali sejak abad ke 19 (Siemens 1855, Krupp 1876).
Perekonomian Republik Federal Jerman terintegrasi secara internasional, tidak seperti perekonomian dari sebagian besar negara lainnya yang tidak begitu terintegrasi ke dunia internasional. Pada saat ini perusahaan-perusahaan Jerman menghasilkan kira-kira sepertiga omset mereka melalui perdagangan dengan luar negeri – tendensinya naik. Masa depan lokasi bisnis Jerman dan banyak pabrik tergantung dari perdagangan luar negeri yang dinamis. Oleh karenanya persaingan bebas, pasar terbuka dan persyaratan yang mendukung perdagangan dan investasi sangat menentukan.Demi tujuan tersebut Bagian Ekonomi Kedutaan dan Perkumpulan Ekonomi Indonesia-Jerman EKONID berusaha menjadi kontak person yang terpenting di Indonesia bagi para pelaku bisnis dari Jerman.

Kedutaan Jerman di Indonesia
Jl. M.H. Thamrin No. 1, Menteng, Jakarta Pusat 10310

Kedutaan Indnesia di Jerman
Lehrter Strasse 16-17
10557 Berlin, Germany

Indonesia – Singapura
Hubungan Indonesia dengan Singapura adalah hubungan bilateral antara Republik Indonesia dengan Republik Singapura. Dari tahun ke tahun, Indonesia dan Singapura membina hubungan kunjungan kenegaraan tingkat tinggi. Hubungan ini ditandai dengan kerja sama ekonomi yang kuat. Dalam beberapa tahun terakhit, Singapura secara konsisten menjadi investor asing terbesar di Indonesia. Kerja sama antara Indonesia dan Singapura juga meliputi beberapa bidang, termasuk kesehatan, pertahanan, dan lingkungan hidup.

Indonesia Singapura memiliki hubungan kerjasama di bidang :
  • Perdagangan dan ekonomi
Terletak di jalur perdagangan bahari tersibuk di Selat Malaka, menjabat sebagai salah satu pusat utama perdagangan dunia, perdagangan dengan dan melalui Singapura menjadi penting bagi Indonesia untuk menyediakan jalur perdagangan ke seluruh dunia. Begitu juga sebaliknya, pengusaha Indonesia juga penting bagi Singapura. Volume perdagangan Indonesia-Singapura mencapai $36 miliar AS ($29,32 miliar AS). Singapura merupakan investor luar negeri teratas bagi Indonesia, dengan total kumulatif dari US $ 1,14 miliar pada 142 proyek. Perdagangan antara kedua negara juga mencapai sekitar $68 miliar AS pada tahun 2010. Pada saat yang sama, ekspor non-migas Indonesia ke Singapura adalah yang tertinggi di kawasan.
  • Pariwisata
Singapura adalah sumber wisatawan asing terbesar bagi Indonesia, dengan sejumlah 1.373.126 wisatawan Singapura mengunjungi Indonesia pada tahun2010. Sebaliknya, Indonesia juga menjadi sumber wisatawan terbesar bagi Singapura, menjapai jumlah 2.592.222 wisatawan Indonesia yang mengunjungi Singapura pada 2011.
Keamanan dan antiterorisme
Pada tanggal 3 Oktober 2005 Perdana Menteri Lee Hsien Loong bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Bali, hanya dua hari setelah Bom Bali. Mereka sepakat untuk memperkuat kerjasama melawan terorisme.

Kedutaan Singapura di Indonesia
Jl. H.R. Rasuna Said, Block 4, Kav. 2, Kuningan
Jakarta 12950

Kedutaan Indonesia di Singapura
7 Chatsworth Road
Singapore 249761

Indonesia – Amerika Serikat
Hubungan RI-Amerika Serikat (AS) telah terbina sejak sebelum Proklamasi Kemerdekaan RI tahun 1945. Secara resmi, hubungan diplomatik kedua negara ditandai dengan pembukaan Kedutaan Besar di masing-masing negara. Tanggal 28 Desember 1949, AS membuka Kedutaan Besar di Jakarta dan menunjuk Duta Besar AS pertama untuk Indonesia, Horace Merle Cochran. Tanggal 20 Februari 1950, Indonesia menunjuk Dr. Ali Sastroamidjojo sebagai Duta Besar RI pertama untuk AS.

Indonesia Amerika Serikatmemiliki hubungan kerjasama di bidang :
  • Kerjasama di bidang Politik
Perkembangan penting hubungan bilateral RI – AS. Kedua Kepala Negara telah meluncurkan secara resmi Comprehensive Partnership (CP) RI – AS. Sebelum CP RI-AS resmi diluncurkan, pada tanggal 17 September 2010 telah dilaksanakan RI – US Joint Commission Meeting (JCM) pertama di Washington, D.C. Hal penting yang disepakati dalam JCM I di anataranya peluncuran Plan of Action for RI – US Comprehensive Partnership yang menjadi cetak biru panduan kerjasama kedua negara serta pembentukan enam Working Group (WG) di bidang Democracy and Civil Society; Climate and Environment; Education; Trade and Investment; Security Issue; dan Energy.
  • Kerjasama di Bidang Pertahanan Keamanan
Pasca pencabutan embargo militer tahun 2005, kerja sama pertahanan Indonesia–AS semakin membaik berkat persepsi positif pemerintah, militer dan parlemen AS terhadap proses reformasi TNI. Bantuan militer AS kepada Indonesia disalurkan melalui program Foreign Military Financing (FMF) dan International Military Education and Training (IMET), khususnya dalam rangka peningkatan kemampuan transportasi TNI dalam penanganan bencana alam serta program peningkatan profesional prajurit.
  • Kerjasama di Bidang Perdagangan, Investasi dan Pariwisata
AS merupakan mitra dagang keempat terbesar Indonesia sesudah Jepang, Cina dan Singapura dengan nilai perdagangan mencapai 23 milyar USD pada tahun 2010. Nilai perdagangan ini meningkat 31.96% dibanding tahun 2009 yang mencapai 17.93 milyar USD dengan surplus untuk Indonesia sebesar 4.86 milyar USD atau naik 29.3% dibanding tahun 2009 yang mencapai 3.76 milyar USD. Nilai ekspor Indonesia ke AS pada tahun 2010 berjumlah 14.26 milyar USD atau meningkat 31,49 % dibanding tahun 2009 yang mencapai 10.85 milyar USD. Komoditi ekspor utama Indonesia ke AS antara lain seperti getah karet, getah perca, barang elektronik, barang hasil industri pakaian, mebel, sampai perkakas.
Di bidang investasi, pada tahun 2010 realisasi investasi AS di Indonesia mencapai US$ 930,8 juta, meningkat 542,7% dibandingkan tahun 2009 yang berjumlah US$ 171,5 juta. Dengan jumlah tersebut, AS merupakan investor terbesar ke-tiga di Indonesia setelah Singapura dan Inggris. Untuk periode Januari – Maret 2011, nilai investasi AS di Indonesia mencapai 359,1 juta USD atau urutan kedua terbesar setelah Singapura.
  • Kerjasama Pembangunan
Sejak tahun 2006 Indonesia memperoleh bantuan hibah dalam kerangka Millennium Challenge Corporation (MCC) sebesar US$ 55 juta untuk program imunisasi dan anti korupsi. Pada bulan Desember 2008 Indonesia kembali terpilih mendapatkan hibah serupa melalui program “MCC Compact Program (MCC CP)” untuk periode hingga 2013. Program yang disepakati dalam MCC meliputi: e-procurement, pendidikan dan kesehatan serta natural resources management/REDD+.
  • Kerjasama di bidang Energi
Dalam rangka membahas kerjasama di bidang energi, terdapat forum Energy Policy Dialogue (EPD) RI – AS. Pada pertemuan EPD II di Jakarta tanggal 20-21 Oktober 2008, dibahas rencana kerjasama pengembangan teknologi terbarukan, pengembangan teknologi geothermal melalui International Partnership for Geothermal Technology (IPGT), pertukaran informasi mengenai kebijakan investasi, serta pengembangan kapasitas.
  • Kerjasama di bidang Lingkungan Hidup
Kerjasama RI – AS di bidang lingkungan hidup antara lain ditandatai dengan penandatanganan Perjanjian Penghapusan Utang untuk Konservasi Hutan Tropis (DNS-TFCA) di Sumatera senilai US$ 19,6 juta pada tanggal 30 Juni 2009. Sementara itu dalam rangka mengatasi dampak perubahan iklim di Indonesia, Pemerintah AS dan RI telah membahas kerjasama pembentukan Climate Change Center di Indonesia untuk jangka waktu 2 tahun, dimulai sejak 1 Juli 2010. Pihak AS memberi bantuan biaya operasional awal dari Center tersebut dengan fokus mengurangi emisi lahan gambut serta hutan.
  • Kerjasama di bidang Ketahanan Pangan
Sebagai bagian dari Plan of Action Kemitraan Komprehensif RI – AS khususnya di bidang food security, pada 6 – 7 Oktober 2010 telah berlangsung Indonesia – United States Agricultural Technology and Investment Forum di Jakarta. Salah satu hasil dari forum tersebut adalah kesepakatan bahwa dalam mengatasi ketahanan pangan diperlukan partisipasi Public Private Partnership dengan melibatkan pihak akademis, sehingga kebijakan dan tindakan yang diambil berdasarkan pada riset dan penelitian yang credibel.
  • Kerja sama di bidang Kelautan
Kerjasama RI–AS di bidang kelautan didasarkan pada MoU antara Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) pada 18 September 2007 dan Implementing Arrangement MoU tersebut yang ditandatangani pada 10 Juni 2010. Sebagai tindak lanjut, RI dan AS sepakat mengadakan kerjasama joint exploration kapal ekspedisi NOAA “OKEANOS EXPLORER”, manajemen perikanan yang berkelanjutan, Coral Triangle Initiative (CTI) dan Program Mitra Bahari.
  • Kerjasama di bidang Pendidikan, Peace Corps, IPTEK, dan Interfaith Dialogue
Kerjasama RI-AS di bidang pendidikan sudah dimulai sejak tahun 1952 melalui program beasiswa Fulbright dan dalam perkembangan lebih lanjut juga dilakukan oleh lembaga American Indonesian Exchange Foundation (AMINEF). Sesuai MoU RI – AS mengenai AMINEF yang ditandatangani pada 16 Februari 2009, disepakati antara lain teknis pemberian beasiswa pendidikan tinggi melalui mekanisme Fulbright di AS dengan memanfaatkan kebebasan maupun keringanan biaya kuliah dan biaya hidup. Selain itu, pada 17 Desember 2009 Pusat Pendidikan dan Pelatihan, Kemlu RI dan AMINEF telah menandatangani kerjasama guna meningkatkan kapasitas diplomat Indonesia.
Kerjasama pendidikan RI – AS juga dibentuk melalui USINDO melalui penandatanganan MoU Kerjasama Pendidikan, Sosial dan Kebudayaan pada tanggal 15 Mei 2006. Melalui kerjasama ini, USINDO menyediakan kesempatan bagi para diplomat Indonesia mengikuti pendidikan di AS serta menyediakan tenaga pengajar sukarela bagi program pendidikan bahasa Inggris di Indonesia.

Kedutaan Amerika Serikat di Indonesia
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 5
Jakarta 10110

Kedutaan Indonesia di Amerika
2020 Massachusetts Avenue
N.W. Washington, D.C. 20036, United States of America




Sumber
http://id.wikipedia.org/wiki/Hubungan_Britania_Raya_dengan_Indonesiahttp://dinalestari97.blogspot.com/2013/03/hubungan-kerjasama-antara-indonesia.htmlhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hubungan_Australia_dengan_Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_kedutaan_besar_Indonesiahttp://blog.venida-travel.com/daftar-lengkap-alamat-kedutaan-di-jakarta/http://intanghina.wordpress.com/2008/06/03/hubungan-bilateral-indonesia-dan-jerman/http://id.wikipedia.org/wiki/Hubungan_Indonesia_dengan_Singapurahttp://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_kedutaan_besar_di_Indonesiahttp://bobbyreyner.blogspot.com/2012/01/h-ubungan-ri-amerika-serikat-as-telah.html

Selasa, 25 Maret 2014

Kerjasama Regional

Devi Novianti (11 IPS 1)
Kerja sama ekonomi regional adalah kerja sama ekonomi di antara beberapa negara yang berada di kawasan tertentu.
Contoh: kerja sama antara negara-negara di kawasan Asia Tenggara (ASEAN), antara negara-negara di kawasan Eropa (MEE), antara negara-negara di kawasan Asia Pasifik (APEC), dan lain sebagainya.
Contoh Badan-Badan Kerja Sama ekonomi Regional
Badan kerja sama ekonomi regional antara lain kerja sama Negara kawasan Eropa (EEC) dan negara-negara kawasan Asia Tenggara (ASEAN)  EEC (European Economic Community) atau MEE (Masyarakat Ekonomi Eropa) EEC atau MEE adalah suatu kerja sama antara negara-negara Eropa untuk menciptakan keselarasan anggota-anggotanya dalam hal ekonomi, sosial, dan kestabilan politik di Eropa. EEC didirikan pada tanggal 1 Januari 1958 oleh Sembilan negara dengan tujuan untuk bekerja ke arah pengembangan aktivitas ekonomi yang serasi, ekspansi berkesinambungan dan seimbang, pemantapan stabilitas, memacu peningkatan standar kehidupan, dan ikatan lebih erat di antara sesame anggotanya.
Selain EEC, masyarakat Eropa juga membentuk organisasi lainnya, yaitu:
ECSC (European Coal and Steel Community) atau Masyarakat Batu bara dan Baja Eropa,
EAEC (European Atomic Energy Community) atau Masyarakat Tenaga Atom Eropa.
ASEAN (Association of South East Asian Nations), ASEAN atau persatuan negara-negara Asia Tenggara merupakan suatu kerja sama negara-negara untuk kestabilan politik, ekonomi, dan sosial budaya. ASEAN didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 dengan ditandatanganinya Deklarasi Bangkok. Tujuan yang hendak dicapai dalam Pengembangan Kawasan Kerjasama Ekonomi regional adalah :

1. Mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat yang lebih cepat dan pendapatan pemerintah serta masyarakat yang lebih tinggi melalui arus masuk investasi, pengembangan infrastruktur, pengembangan sumber daya alam dan manusia serta pengembangan industri bagi kepentingan ekspor melampaui batas-batas negara.

2. Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi antar kawasan yang berdekatan melalui kerjasama antar negara dengan saling memanfaatkan keunggulan komperatif masing-masing.

3. Mengembangkan potensi kawasan untuk meningkatkan ekonomi wilayah dan mempercepat upaya pemerataan di kawasan sub-regional melalui pertumbuhan ekonomi berupa peningkatan investasi serta mendukung kerjasama ekonomi kawasan.De4. Meningkatkan pengelolaan kawasan agar dicapai pengembangan yang efisien, terpadu, serasi dan berkelanjutan.

5. Memberikan kelonggaran kendala pengadaan dan permintaan dalam negeri melalui perluasan masukan utama, faktor produksi dan perluasan akses pasar. Kerjasama ini memperluas batas-batas efektif faktor dan proses produksi, produk dan pasar di luar batas nasional dengan meraih keuntungan kesejahteraan statis (peningkatan produksi dan konsumsi) dan yang dinamis (menuju evolusi struktur ekonomi yang lebih kompetitif). * Prinsip Dasar Pengembangan Kawasan Kerjasama Ekonomi Regional.vi Novianti (11 IAda beberapa prinsip-prinsip dasar yang dikembangkan dalam kerjasama ekonomi ini sesuai dengan strategi pengembangan yang telah ditetapkan, yaitu sebagai berikut :

• Sektor Swasta sebagai penggerak utama.
• Konsisten terhadap kebijakan dan kelembagaan yang ada.
• Pelaksanakan proyek sejalan dengan prioritas nasional.
• Memberikan dampak positif terhadap pendapatan perkapita, kesetaraan gender dan lingkungan.
• Melakukan pendekatan dinamis daripada statis.

Sumber
http://blackyblue27.blogspot.com/2010/10/hubungan-kerjasama-ekonomi-regional-dan.html?m=1PS 1)


Minggu, 23 Maret 2014

BLOK BARAT


Lazardi Chandraditio XI IPS 1

Blok Barat

Blok Barat atau Blok Kapitalis[1] selama Perang Dingin merujuk pada kekuatan yang bersekutu dengan Amerika Serikat dan NATO melawan Uni Soviet dan Pakta Warsawa. Pihak yang terakhir disebutkan disebut sebagai Blok Timur, sebuah istilah yang lebih umum dalam bahasa Inggris daripada Blok Barat, karena pemerintah dan pers Blok Barat cenderung menyebut dirinya sebagai "Dunia Bebas".
Pada akhir Perang Dunia II, Amerika Serikat dan Uni Soviet muncul sebagai dua kekuatan super. Menurut Matloff, "Perang Dunia II merupakan perubahan mendasar dalam keseimbangan kekuatan internasional, ketika sebuah strategi koalisi demi kemenangan tidak memberi solusi asli atau besar apapun". Sebagian besar Eropa telah dibagi oleh pendudukan Nazi dan kedua kekuatan super ini bertugas untuk menciptakan pemerintahan-pemerintahan baru di negara-negara Eropa. Telah disetujui bahwa pemilihan umum bebas akan dilaksanakan, tetapi Uni Soviet tidak segera melaksanakannya. Ketidakpatuhan Soviet dalam mengadakan pemilu bebas di negara-negara Eropa bekas perang menciptakan hubungan yang menegang dengan Amerika Serikat.
Menurut Kissinger, "Ketegangan dengan dunia luar melekat secara alami dengan filosofi komunis dan, di atas segalanya, sistem Soviet dijalankan secara doometsik. Sehingga permusuhan Uni Soviet dengan dunia luar adalah upaya untuk mendorong hubungan internasional ke dalam ritme dalam negerinya". Hubungan antara Uni Soviet dan Amerika Serikat terus tegang dan Truman merasa ketegangan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet adalah kontes antara yang baik dan yang buruk, tidak ada hubungannya dengan lingkup pengaruh politik.
Ekspansi Soviet di Eropa Timur mendorong Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa untuk membentuk NATO. NATO berdiri "untuk mengkoordinasikan pertahanan militer negara-negara anggota terhadap kemungkinan agresi Soviet." Pakta Warsawa dibentuk sebagai respon langsung terhadap NATO. Pakta ini berdiri untuk melindungi negara-negara satelit Soviet yang dibentuk setelah Perang Dunia II, dan menjamin bahwa tidak ada musuh yang menyerang negara-negara satelit tersebut. Uni Soviet juga memiliki kekuatan untuk mengintervensi secara militer jika salah satu negaranya berusaha mengumumkan kemerdekaan. Menurut Kissinger, meski Uni Soviet mengikatkan dominasinya di Eropa Timur karena Pakta Warsawa, aliansi nominal ini jelas-jelas dipegang sebagai koersi. Soviet semakin khawatir ketika Barat secara aktif mendorong Jerman Barat untuk memiliki persenjataan kembali, untuk membantu menyeimbangkan kekuatan Uni Soviet. Kekhawatiran terhadap militer Jerman yang kuat di perbatasan negara-negara Soviet menjadi pemicunya. Pada 14 Mei 1955, semua negara yang berada di dalam pengawasan Uni Soviet menandatangani perjanjian Pakta Warsawa.

Latar Belakang terjadinya perang dingin adalah sebagai berikut : 

1. Munculnya Amerika Serikat sebagai negara pemenang perang di pihak Sekutu (Inggris, Perancis,dan AS). AS berperan besar dalam membantu negara-negara Eropa Barat untuk memperbaikikehidupan perekonomiannya.

2. Munculnya Rusia (Uni Soviet) sebagai negara besar dan berperan membebaskan Eropa bagianTimur dari tangan Jerman dan membangun perekonomian negara-negara di Eropa Timur. UniSoviet meluaskan pengaruhnya dengan mensponsori terjadinya perebutan kekuasaan di berbagainegara Eropa Timur seperti Bulgaria, Albania, Hongaria, Rumania, Polandia, dan Cekoslowakiasehingga negara-negara tersebut masuk dalam pemerintahan komunis Uni Soviet.

3. Munculnya negara-negara yang baru merdeka setelah Perang Dunia II di luar wilayah Eropa.Dampaknya muncul 2 kelompok negara di dunia yaitu negara-negara maju dengan negara-negaraberkembang, yang memberikan pengaruh bagi perkembangan politik dan ekonomi dunia.




Faktor-faktor utama yang menyebabkan Perang Dingin :

1. Penyebaran Ideologi

Amerika Serikat dan Uni Soviet sebagai pemenang Perang Dunia II memiliki paham/ ideologi yangberbeda Amerika Serikat memiliki ideologi liberal-kapitalissedangkan Uni Soviet berideologi komunis.Paham Liberal-Kapitalis (AS) yang mengagungkan kebebasan individu yang memungkinkan kapitalismeberkembang dengan subur bertentangan dengan paham Sosialis-Komunis (US) yang berkeyakinanbahwa paham itu dapat lebih mempercepat kesejahteraan buruh maupun rakyatnya karena negara-negara yang mengendalikan perusahaan akan memanfaatkan keuntungannya untuk rakyat.

2. Keinginan untuk Berkuasa

AS dan US mempunyai keinginan untuk menjadi penguasa di dunia dengan cara-cara yang baru. ASsebagai negara kreditor besar membantu negara-negara yang sedang berkembang berupa pinjamanmodal untuk pembangunan dengan harapan bahwa rakyat yang makmur hidupnya dapat menjaditempat pemasaran hasil industrinya dan dapat menjauhkan pengaruh sosialis komunis.Masyarakat miskin merupakan lahan subur bagi paham sosialis komunis. Uni Soviet yang mulai kuatekonominya juga tidak mau kalah membantu perjuangan nasional berupa bantuan senjata atau tenagaahli. Hal ini dilakukan untuk mempengaruhi negara-negara tersebut.

3. Berdirinya Pakta Pertahanan

Guna mengatasi berbagai perbedaan yang ada dan kepentingan untuk dapat berkuasa maka negara-negara Eropa Barat dan Amerika Serikat mendirikan pakta pertahanan yang dikenal dengan nama NATO(North Atlantic Treaty Organization) atau Organisasi Pertahanan Atlantik Utara. Sementara untukmengimbangi kekuatan NATO pada tahun 1955 Uni Soviet mendirikan pakta pertahanan yaitu PAKTAWARSAWA. Anggota Pakta Warsawa yaitu Uni Soviet, Albania, Bulgaria, Cekoslowakia, Jerman Timur,Hongaria, Polandia, dan Rumania.Berdirinya kedua pakta tersebut menyebabkan muncul rasa saling curiga, ketidakpercayaan, dankesalahpahaman antara kedua blok baik blok barat maupun blok timur. Amerika dituduh menjalankanpolitik imperialis untuk mempengaruhi dunia sementara Uni Soviet dianggap melakukan perluasan hegemoni atas negara-negara demokrasi melalui ideologi komunisme.

Dominasi Uni Soviet dan Amerika Serikat terhadap para sekutunya menyebabkan hubungan internasional sangat dipengaruhi kepentingan kedua negara adidaya. Tidak mengherankan muncullah blok-blok aliansi yang lebih didasarkan pada persamaan ideologis.Hampir semua langkah diplomatik dipengaruhi oleh tema-tema ideologis yang kemudian dilengkapi dengan perangkat militer. Pertentangan sistem hidup komunis dan liberal ini sedemikian intensifnya sehingga pada akhirnya perlombaan senjata tak dapat dihindarkan lagi karena dengan jalan menumpuk kekuatan nuklir itulah jalan terakhir menyelamatkan ideologinya.Jadi perang ini lebih menjurus kepada perang antara liberalisme melawan komunisme .
Menurut Juwono Sudarsono (1996), secara resmi apa yang dikenal sebagai Perang Dingin berakhir pada kurun waktu 1989-1990 dengan runtuhnya Tembok Berlin pada 9 November 1989 serta menyatunya Jerman Barat dan Timur pada 3 Oktober 990. Perkembangan itu disusul dengan bubarnya Uni Soviet pada 25 Desember 1991 bersamaan dengan mundurnya Mikhail Gorbachev sebagai kepala negara. Setelah berakhirnya Perang Dingin yang ditandai antara lain runtuhnya Tembok Berlin dan bubarnya Uni Soviet, Amerika Serikat menjadi satu-satunya negara adidaya. Artikel ini berusaha mengeksplorasi tema-tema yang muncul dalam hubungan internasional setelah Perang Dingin . Munculnya tema-tema baru atau berlanjutnya tema-tema lama dalam kerangka hubungan antar bangsa tak hanya mengubah cara pandang negara besar terhadap negara kecil tetapi juga dalam tingkat tertentu bisa menggeser pola diplomasi antar negara.


Persaingan Di Segala Bidang
Perang Dingin
Blok Barat
Blok Timur
Anggota Blok
Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Perancis, Belanda, Belgia, Portugal, Islandia, Norwegia, Luksemburg dan Denmark.


Inteligent
KGB


Ruang Angkasa
1. Roket
Mercury 7(Alan Bartlett Shepard), Friendship IV(John H. Glenn), Apollo 11(Neil Armstrong)-Apollo 17.


2. Kapal Ulang Alik
Columbia, Chalengger, Discovery, dan Atlantis.


3. Satelit
Explorer I, Explorer II, Discovere, dan Vanguard.


Politik Ekonomi
Marshall Plan, Doktrin Truman dan MSA.


Persenjataan
1. Bom Atom
bom jenis  Hydrogen yaitu Bom Mike  seberat 82 ton dan Bom Castle Bravo seberat 10,7 ton.


2. Pesawat Tempur
F-22 “Raptor”.


3. Kapal Selam
Kapal Selam nuklir kelas Ohio.


4. Tank Tempur
Tank M1 Abrams.


5. Kapal Induk
USS George Bush.


6. Misil
Peacekeeper MX ICBM yang memiliki 10 hulu ledak nuklir.


Paham
Liberal-Kapitalis.


Aliansi Pertahanan
NATO, SEATO, CENTO, dan ANZUS.



Sumber



Selasa, 18 Maret 2014

HUBUNGAN BILATERAL


Annesa Fadhila (11 IPS 1)  

Hubungan bilateral yaitu bentuk hubungan kerjasama (diplomatis) antara satu Negara (NKRI) dengan Negara atau blok Negara lainnya, yang mana Negara-negara sahabat tersebut berada di benua yang berbeda. Misalnya kerjasama bilateral antara Indonesia dengan Negara-negara eropa (Belanda, Jerman, Perancis, dst), Amerika, Vatikan dan lainnya.
Hal tersebut mengacu kepada tujuan kepentingan nasional yang tertuang dalam Perpres No. 27/2005 mengenai Tiga Agenda Pembangunan Nasional guna mewujudkan masyarakat aman dan damai, adil dan demokratis, serta sejahtera. Hubungan tersebut dijalankan dalam kerangka politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif berdasarkan prinsip-prinsip saling menghormati (mutual respect) dan hubungan yang saling menguntungkan (mutually beneficial relationship) baik melalui pendekatan secara kelompok maupun bilateral (group and bilateral approach).

Dilaksanakannya kerjasama bilateral antar dua negara dirasakan akan sangat penting artinya, oleh karena suatu negara tidak dapat memenuhi semua kebutuhannya tanpa kerjasama dengan negara lain. Pemanfaatan modal dasar berupa SDA (Sumber Daya Alam) dalam pencapaian tujuan dan kepentingan nasional itu mutlak dilakukan, namun keterbatasan akibat perbedaan letak geografis, keadaan iklim dan luas wilayah negara tidak dapat dihindari. Inilah yang disebut sebagai “endowment factor” yang lebih merupakan anugerah Tuhan terhadap negara tersebut

Suatu negara dalam interaksinya dengan negara lain akan mengacu pada kemampuan dan kekurangan yang dimilikinya. Terdapat negara yang kaya akan sumber daya alam namun tidak memiliki kemampuan untuk mengolahnya, sementara di pihak lain ada negara yang miskin akan sumber daya alam namun memiliki kemampuan teknologi untuk mengolahnya, dengan adanya perbedaan tersebut maka kemungkinan untuk berinteraksi dalam kerangka kerjasama sangat besar dimana hasil kerjasama tersebut akan membawa dampak yang luas bagi kehidupan bangsa negara itu.

Tujuan
  • Saling membantu dlm urusan pertahanan, politik internasional
  • Untuk saling mencukupi kebutuhan akan barang yang tidak bisa diproduksi sendiri
  • Meningkatkan perekonomian negara
  • Saling mengisi kekurangan antarnegara di dunia dalam bidang ekonomi
  • Mempererat dan memperkukuh persahabatan antar negara

Dampak Positif
  • Setiap negara bisa saling menekuni bidangnya
  • Dapat mempermudah mencapai tujuan masing- masing
  • Mempererat hubungan kedua belah pihak
Dampak Negatif
  • Biasanya ada syarat- syarat khusus yang harus disepakati yang bisa saja merugikan salah satu pihak
      co/ kerjasama bilaterar ekonomi: AS akan memberi pinjaman kepada Indonesia dgn syarat bunga pinjaman yg tinggi & AS boleh dgn bebas menjual produknya ke Indonesia.

Hubungan Bilateral Yang Dilakukan Indonesia
  1. Indonesia dengan Korea
Hubungan Indonesia dengan Korea berjalan di segala bidang. Salah satunya adalah bidang pendidikan. Di bidang pendidikan, Indonesia dan Korea melakukan suatu kerjasama dalam bentuk beasiswa bagi siswa dan mahasiswa Indonesia untuk belajar di Korea.
  1. Indonesia – Norwegia
Hubungan Indonesia dengan Norwegia dalam bidang energi telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, sebagai hasil nyata dari perjanjian kerjasama bidang energi yang ditandatangani di Jakarta tanggal 18 September 1995. Hubungan antara kedua negara ini dapat dilihat dari meningkatnya kegiatan seminar dalam bidang peningkatan produksi minyak tahap lanjut (enhanced oil recovery), dan teknologi laut dalam.
  1. Indonesia-Inggris
Hubungan Indonesia dengan Inggris berjalan di sektor perekonomian. Salah satu bentuk koneksi dagang Indonesia-Inggris adalah ekspor migas ke Inggris karena Inggris tak memiliki cadangan minyak bumi. Guna menutupi kekurangannya terpaksa pemerintah British Raya mencari koneksi dagang terhadap negara penghasil minyak bumi termasuk Indonesia.
  1. Indonesia-Jepang
Hubungan ini dalam bentuk forum investasi bersama tingkat tinggi pemerintah swasta antara Jepang dan Indonesia. Rencana investasi ini meliputi masalah bea, customs, tenaga kerja, infrastruktur dan daya saing.
  1. Indonesia-Australia
Hubungan ini dilakukan di bidang hukum dan perdagangan. Pemerintah Australia sepakat dengan pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kerja sama bilateral, regional dan internasional. Kerja sama penegakan hukum dan keamanan. Meliputi penyelundupan manusia, perdagangan manusia dan kerjasama kejahatan.
  1. Indonesia-Ethiopia
Hubungan ini melalui ekspor-impor produk utama Ethipopia dari Indonesia. Produk itu antara lain adalah sabun, benang, batu baterai, perlengkapan dapur, kertas. Sedangkan ekspor produk utama Ethiopia ke Indonesia adalah kulit.
  1. Indonesia – China
Telah ditandatangani dua dokumen penting yakni MOU tentang pembentukan Komisi Bersama untuk Kerjasama Bilateral (Establishment of the Joint Commission for Bilateral Cooperation) dan Dokumen kerangka Kerjasama Bilateral yang berorientasi ke Abad 21 (Joint Statement on the Future Directions of Bilateral Cooperation)
  1. Indonesia – Malaysia
Nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani antara Indonesia dan Malaysia dalam memberi perlindungan dibandingkan dengan Konvensi Buruh Migran dan tenaga kerja (Tki).
  1. Indonesia - Mesir
Peningkatan Perdagangan
  1. Indonesia – Finlandia
Hubungan perekonomian, perdagangan, dan investasi antara kedua negara
  1. Indonesia - Estonia
Kerja Sama Cyber Security & Cyber Defence




Sumber